Humor-Humor Gus Dur
Sebagai tokoh pluralis, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Durjuga
dikenal sebagai sosok yang humoris. Banyak celutukan, guyonan, dan
tanggapannya atas peristiwa dan masalah pelik membuat masyarakat yang
keningnya berkerut, dengan refleks menarik ujung bibir dan membentuk
seulas senyuman.
Bahkan Suatu saat, ketika ditanya tentang "hobinya" ini, bagi Gus Dur, humor sudah menjadi makanan sehari-harinya.
"Gus,
kok suka humor terus sih?" tanya seseorang, yang kagum karena humor Gus
Dur selalu berganti-ganti. "Di pesantren, humor itu jadi kegiatan
sehari-hari," jelasnya. "Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan
kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat," sambungnya.
Banyak humor-humor yang dilontarkan Gus Dur dalam berbagai kesempatan, yang bisa kita simak berikut.
Humor NU
Seperti saat menggambarkan fanatisme orang NU, bagi Gus Dur, ada tiga tipe orang NU.
"Kalau
mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya
komitmen dan fanatik terhadap NU," jelasnya tentang jenis yang pertama.
Jenis
yang kedua adalah mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua
belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk
membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU.”
“Tapi
kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua
dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus
Dur sambil terkekeh saat itu.
Humor Polisi
Humor
lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon
yang dolintarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang
masih bisa berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini
dilontarkannya setyahun silam.
"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur," selorohnya.
Humor Umat Beragama
Guyonan
lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri "Seminar wawasan kebangsaan
Indonesia" di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi
Kepri, Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap
berbaik hati terhadap sesama.
"Oleh
karena itu seluruh umat bertanggungjawab atas masa depan bangsa. Boleh
berantem satu sama lain tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan," kata
Gus Dur disambut tawa peserta.
Humor DPR
Dia
juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota DPR RI. Sempat
menyebut mereka sebagai anak TK, Gus Dur pun berseloroh anggota DPR
sudah "turun pangkat" setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan
kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR
dulu TK sekarang playgroup," kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur,
Jakarta, Selatan, Kamis (17/03), ketika menjawab pertanyaan wartawan
tentang kejadian di DPR saat sidang Rabu (16/03).
Humor Jihad
Bahkan
saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang
percaya kematiannya akan "menjamin" tempat di surga, Gus Dur malah
kembali melemparkan leluconnya.
"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
Gus
Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja
belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga.
Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun
mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadaru, karena
kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh polisi."
Humor Ziarah
Mungkinkah
Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih
dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut
sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi," katanya.
Gitu Aja Kok Repot
Selain
humornya, Gus Dur juga dikenal dengan jawabannya yang menyederhanakan
pemikiran masyarakat yang terkadang berbelit-belit. Dia kerap kali
menjawab, "Gitu aja kok repot."
Seperti
saat dia memberikan tanggapan perihal pernyataan Probosutedjo perihal
kebenaran kondisi Soehrato yang sakit. Saat itu (2 Maret 2000), Gus Dur
mengaku tidak diijinkan bertemu dengan Soherto.
Gus Dur mengakui, dari pihaknya tidak ada masalah sama sekali untuk mengunjungi Soeharto,
dan pintunya selalu terbuka. "Perkara saya pergi dengan siapa tidak
masalah. Dengan Marzuki Darusman atau kalau perlu seluruh kabinet saya
bawa. Begitu saja kok repot-repot," katanya.
Jawaban yang sama juga dilontarkan cucu pendiri NU itu saat menanggapi tuntutan Fron Pembela Islam (FPI).
"Jangan takut dan khawatir, tenang-tenang saja. Gitu aja kok repot."
Ucapan ini menjadi trademark tersendiri, sehingga ucapan ini pula yang ditiru oleh Gus Pur dalam acara Republik Mimpi.
Saat
ditanya Andy F Noya dalam acara Kick Andy, perihal peran yang dilakoni
Handoyo, Gus Dur pun kembali menanggapi dengan enteng.
"Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah. Itung-itung advertensi (iklan) gratis," katanya disambut gelak tawa penonton.
Friday, 1 March 2013
Mengenang Humor-humor Gus Dur
19:14
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment